InsMatrix jual beli liberty reserve, jual beli paypal Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan. Get cash from your website. Sign up as affiliate.

Senin, 19 Maret 2012

Penerapan Green Productivity di UKM Batu Gamping




UKM (Usaha Kecil Menengah) Batu Gamping merupakan UKM yang bergerak untuk memproduksi bartu gamping. Batu Gamping adalah batu hasil proses pemanasan dari batu gunung yang nantinya dapat berguna sebagai bahan dasar untuk mengecat dinding, juga sebagai bahan campuran cat dinding, Pembasmi Hama Ayam dan lain-lain.
Proses produksi Batu gamping sesuai dengan material flow dibawah :
1. Batu Gunung sebagi bahan baku utama yang digunakan adalah batu gunung yang berwarna kulit luar hitam dengan warna kulit dalam putih.
2. Batu kapur dihancurkan sehingga menjadi pecahan batu yang lebih kecil sehingga nantinya akan mempermudah dalam proses penataan pada proses pembakaran.
3. Pembakaran dilakukan selama ± 18 jam, selama proses pembakaran dilakukan Inspeksi apakah batu gunung yang dibakar sudah berubah warna putih atau tidak).

Berikut merupakan Material Flow yang terjadi di UKM Batu Gamping :


Pada UKM ini hanya menghasilkan 1 produk saja yaitu Batu Gamping yang bersifat Job Order akan tetapi selalu konstan dalam kurun waktu 2 kali dalam 1 bulan. Bahan Baku yang diperoleh sudah diperhitungkan setelah bahan baku itu sampai di lokasi produksi sehingga biaya transportasi telah diperhitungkan didalam biaya bahan baku.
Jenis Produk yang dihasilkan :

Informasi tambahan yang diperoleh yaitu jika pada saat-saat tertentu pemesan mengalami tergesa-gesa maka batu gamping yang baru selesai diproses (dalam keadaan panas) langsung disiram dengan air untuk mendinginkan sehingga mudah untuk dilakukan pengangkutan ke dalam pick-up.

Identifikasi Jenis Limbah
Berbagai jenis limbah yang dihasilkan oleh UKM Batu Gamping dapat dilihat pada table di bawah ini.

Identifikasi Potensi Recycle Limbah
Limbah yang dihasilkan UKM Batu Gamping  terdiri dari 3 jenis limbah yaitu limbah padat, cair dan gas. Namun yang memiliki potensi untuk di-recycle hanya beberapa limbah saja terutama limbah padat. Berikut ini adalah jenis limbah yang masih berpotensi untuk di-Recycle.


Perhitungan Produktivitas
Berikut ini data Input dan Output Rata-rata dalam satu minggu produksi yang kami peroleh dari hasil wawancara dengan pemilik UKM Batu Gamping.


Catatan : Data tersebut kami ambil berdasarkan penuturan pemilik UKM dalam keadaan paling ramai/produksi maksimal, maka ketika produksi menurun atau tidak berproduksi hasil input dan output bisa lebih rendah dari perhitungan di atas dengan selisih tidak terlalu berbeda signifikan.

Nilai produktivitas UKM Batu Gamping Selama 5 Bulan :

Dari grafik  dapat dilihat bahwa produktivita pada UKM tersebut terbilang stabil, namun ada produktivitas yang cukup menurun secara signifikan yaitu pada minggu ke-9,hal tersebut terjadi karena jumlah bahan baku (batu gunungsulit didapat, sehingga pemilik harus memasok bahan baku tersebut dari tempat yang jaraknya agak jauh dengan biaya transportasi yang mahal.
Produktivitas total rata-rata selama 5 bulan / 10 periode terhitung mulai Februari-Juni 2011 adalah 195%. Tidak setabilnya produktivitas yang terjadi pada UKM Batu Gamping disebabkan karena mahalnya harga bahan baku  kayu, sedangakn  harga jual Batu Gamping yang disesuaikan dengan mahalnya bahan baku kayu tersebut akan tetapi jumlah Output yang dihasilkan jauh lebih besar dari Input yang harus dikeluarkan (Output>Input).

Identifikasi Kondisi Lingkungan akibat Limbah dari Proses Produksi
Seharusnya dalam identifikasi kondisi lingkungan akibat limbah digunakan indeks EPI, namun karena limbah yang dihasilkan oleh UKM Batu Gamping memiliki unsur kimia yang cukup berbahaya maka untuk keperluan  identifikasi kami melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi lingkungan sekitar tempat produksi serta kondisi kesehatan pekerja sebagai acuan. dan berikut adalah hasil pengamatan kami terhadap dampak yang ditimbulkan limbah terhadap kondisi lingkungan.

a)      Limbah Padat
Limbah padat yang terdiri dari arang sisa pembakaran tidak memiliki dampak yang merugikan bagi lingkungan hanya saja mengurangi nilai estetika pada area produksi, sehingga jika masih dibiarkan akan menjadikan area produksi dipenuhi oleh adanya limbah arang.
b)      Limbah Gas
Limbah Gas berupa Asap yang timbul selama proses pembakaran cukup membahayakan bagi kesehatan pekerja, hal ini bisa dideteksi dari kondisi tempat produksi ketika melakukan proses produksi dipenuhi asap yang mengepul ke langit selain itu bisa dideteksi pula dari penuturan pekerja yang mengaku sering sesak nafas pada saat belum terbiasa berproduksi, dan pada saat kami observasi kami menemukan pekerja yang belum menggunakan masker.

Identifikasi Masalah dan Penyebabnya
Berdasarkan berbagai data yang telah dikumpulkan pada saat melakukan observasi, diketahui bahwa tedapat 2 masalah utama yang ada pada UKM Batu Gamping, yaitu masalah produktivitas yang turun ketika harga bahan bakar naik sehingga harga batu gunung pun ikut naik, permasalahan pada kayu bakar yang menjadi bahan pendukung yang memiliki biaya yang paling dominan, serta permasalahan limbah asap (Polusi Udara) yang berasal dari tungku pembakaran yang cukup membahayakan bagi kesehatan dan kenyamanan pekerja.

Berikut merupakan Diagram Cause Effect masalah pada UKM Batu Gamping:


Perbaikan Waste Dan Rekomendasi Perbaikan

Waste dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain faktor material (bahan baku), manusia, (pekerja), peralatan, metode, dan lingkungan. Masing-masing faktor tersebut tersusun atas beberapa faktor penyebab yang lebih kecil. Wasteyang terjadi selama proses produksi akan berpengaruh terhadap kualitas proses.

  1. Faktor manusia, Manusia merupakan unsur penting dalam proses produksi yang mempunyai peran besar dalam berjalannya proses sesuai dengan keinginan. Namun, banyak hal dapat menurunkan performa manusia (tenaga kerja) sehingga berpengaruh terhadap kualitas proses maupun kualitas produk. Kedisiplinan tenaga kerja merupakan salah satu penyebabnya. Sebagai contoh ketika pekerja mengambil batu gamping yang sudah mengalami proses pembakaran. Maupun ketika harus menjaga kestabilan api pada saat proses pembakaran.
  1. Faktor material, Material sangat berpengaruh pada proses produksi, material yang kurang baik seperti bahan utama yaitu batu kapur yang kualitasnya rendah bisa menyebabkan turunnya kualitas pada saat proses produksi, dan pemilihan bahan bakar untuk proses pembakaran.
  1. Faktor lingkungan dan metode kerja, Kedua faktor ini sangat berpengaruh pada performansi manusia (tenaga kerja) dalam melakukan aktivitasnya. Hal ini dikarenakan kesalahan yang dilakukan oleh manusia (tenaga kerja) tidak sepenuhnya karena internal manusia (tenaga kerja), faktor eksternal seperti lingkungan dan metode kerja yang digunakan juga berpengaruh. Kondisi lingkungan dan metode kerja yang kuranng ergonomis akan menurunkan moivasi atau secara langsung akan menurunkan performa tenaga kerja dalam menurunkan aktivitas.

Pemilihan Alternatif Berdasarkan Estimasi Kontribusi Tiap Alternatif Terhadap Tingkat Produktivitas
 Ã¼  Alternatif 1 Menjual Arang Hasil Pembakaran pada Tungku ke Pasar
Kami menawarkan alternatif ini karena selama ini limbah arang dari sisa pembakaran pada tungku tidak dimanfaatkan dan hanya ditumpuk saja pada area produksi. Padahal arang tersebut jika  dijual akan menambah penghasilan. Berikut ini estimasi pendapatan tambahan yang bisa diperoleh UKM Batu Gamping, jika memilih solusi ini :
-          Satu kali produksi arang yang dihasilkan            = 10 kg
-          Harga jual arang/kg                                              = Rp. 3.000,-
-          Pendapatan yang diperoleh dar penjualan arang :
Rp. 3.000,- x 10 kg                 = Rp. 30.000,-
            Pada saat produksi memiliki income tambahan yaitu : Rp. 30.000,-
-          Perhitungan Produktivitas :
Maka produktivitasnya yaitu 300%

ü  Alternatif 2 mengganti bahan kayu bakar dengan serabut kelapa

Pada saat produksi diperkirakan membutuhkan ± 240 sak serabut kelapa dalam proses pembakaran, sehingga dapat diperhitungkan biayanya :
Harga serabut kelapa 240 sak @Rp. 1500,-    = Rp. 360.000,-
Karena serabut kelapa adalah media bahan baku untuk membakar yang paling baik dalam artian menghasilkan kualitas api yang lebih besar dan cepat habis maka kebutuhannya lebih banyak dari pada kebutuhan kayu bakar.Dan arang hasil pembakarannya bisa dicampurkan pada tanah untuk dijadikan pupuk pada sawah sendiri.
            Penghematan antara menggunakan Kayu Bakar dan menggunakan Serabut Kelapa :


Keputusan : Dari penguraian diatas maka dengan meninjau income yang lebih besar maka UKM Batu Gamping dapat memilih alternative ke 2 yaitu Menggunakan Serabut kelapa sebagai pengganti Kayu bakar pada saat proses pembakaran batu gunung.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More